Hipertensi dan tatalaksana berdasar JNC7 dan JNC8

Hipertensi dan tatalaksana berdasar JNC7 dan JNC8

Konten [Tampil]
Tekanan Darah (BP) digambarkan sebagai hasil dari curah jantung (CO) yang menghasilkan tekanan sistolik, dengan ketahanan pembuluh darah perifer (PVR) yang merupakan penentu tekanan diastol.
Tekanan Darah (BP) = Curah Jantung (Cardiac Output) x Ketahanan pembuluh darah perifer (Peripheral Vaskular Resistance).
Kemampuan curah jantung dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu volume sekuncup jantung (stroke volume), denyut jantung (heart rate), dan kapasitas pembuluh vena (venous capacitance), sedangkan  kemampuan ketahanan pembuluh darah perifer dipengaruhi oleh kemampuan kontraksi arteri, kekentalan darh dan elastisitas pembuluh arteri.

Patofisiologi hipertensi 

- Peningkatan sistem syaraf simpatik (alfa dan beta);
- Peningkatan sistem renin angiotensi aldosteron (RAAS); 
- Defesiensi vasodilator (Natrium Oksida, Prostasiklin dan Natriuretic peptide)
Dilihat dari penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
Hipertensi primer – tidak diketahui penyebabnya, namun nilai tekanan darah telah mencapai yang dibatasi sebagai hipertensi.
Hipertensi sekunder – peningkatan yang disebabkan oleh suatu kondisi patologis lain, misalnya gangguan pada ginjal, sindrom cushing, apnea, dan lainnya.  Untuk mendeterksi kondisi penyakit utama yang dicurigai sebagai penyebab tersebut dapat dilakukan berapa pengujian yaitu :
 

Obat-obatan yang terkait dengan hipertensi

1. Steroid kelenjar adrenal (prednison, triamsinolon).
2. Inhibitor calcineurin (siklosporin, takrolimus)
3. Eritropoiesis stimulating agent (eritropoietin, darbepoietin)
4. AINS & selective COX-2 Inhibitor (Ibuprogen, meloxicam, indometasin, celecoxib)
5. Dekongestan (fenilpropanolamin, pseudoefefrin)
6. Amfetamin
7. Hormon estrogen (oral)
8. Beberapa produk alam : kokain, alkaloid ephedra, st john worts, ergot
9. Makanan : garam, kayu manis, etanol, makanan mengandung tiramin – khusus pengguna MAO (seperti makanan fermentasi, cokelat, saus kecap, keju, kerang, ikan asap, alpukat)

Indikasi hipertensi

Tidak terdapat gejala klinis yang nyata dan spesifik pada kondisi penderita hipertensi, namun beberapa faktor yang harus dicurigai adalah :
- Lansia (lebih dari 55 tahun)
- Menderita DM
- Terdapat gangguan pada lipid (HDL,LDL, TG, Kol)
- Mikroalbuminuria
- Obesitas (BMI >30 kg/m2)
- Kurang aktifitas fisik
- Pengguna tembakau / merokok
 

Gejala dan Diagnosa Hipertensi

Hipertensi adalah pembunuh dalam diam (silent killer), untuk diagnosis diperlukan profil tekanan darah dari dua kali atau lebih hasil pemeriksaan pada periode berbeda dengan nilai diatas rata-rata untuk dapat dipertimbangkan sebagai hipertensi.
Penetapan status hipertensi didasarkan pada riwayat medis, hasil pemeriksaan fisik, uji lab rutin dan pengujian lainnya yang relevan.
Pemeriksaan laboratorium yang direkomendasikan berupa : ECG, urinalisis, glukosa darah, hct, potasium serum, kreatinin (eGFR), kalsium serum, profil lipid. Dapat ditambah dengan uji albumin urin

Tujuan pemeriksaan :

1. Identifikasi faktor resiko dan komorbid serta gaya hidup yang dapat berdampak pada progress penyakit serta pemilihan terapi yang sesuai;
2. Identifikasi penyebab (hipertensi sekunder);
3. Identifikasi potensi kerusakan organ serta kondisi lain terkair gangguan pembuluh darah.
Identifikasi dan klasifikasi hipertensi berdasar JNC 7

 

Pada kategori normal, JNC 7 merekomendasikan pemeriksaan ulang dalam 2 tahun, pre hipertensi setiap 1 tahun, stage 1 hipertensi setiap 2 bulan dan stage 2 hipertensi dalam 1 bulan. Untuk stage 2 disarankan untuk segera melakukan terapi ketika tekanan darah melebihi 180 (sistol) dan/atau 110 (diastol).

Organ yang mungkin terdampat dalam hipertensi 

- Jantung         :  hipertropI ventrikel kiri, gagal jantung
- Ginjal :  mikroalbuminuria, CKD
- Pembuluh perifer : plak aterosklerosis, retinopati akibat hipertensi, penyakit syaraf perifer

Kondisi terkait hipertensi

- Riwayat keluarga berupa penyakit pembuluh jantung
- Riwayat keluarga berupa kolesterolemia
- Hiperkolesterol
- Diabetes
- CHF
- Penyakit pembuluh darah otak
- Penyakit jantung koroner (PJK
Terapi hipertensi : menurunkan tingkat kematian dan kesakitan terkait hipertensi.

Terapi non farmakologis

Perubahan gaya hidup seperti :
- Menurunkan berat badan
- Diet nutrisi low fat
- Mengurangi konsumsi garam
- Meningkatkan aktivitas fisik
- Menghentikan penggunaan alkohol

Terapi farmakologis

Ditetapkan berdasar tingkat kenaikan tekanan darah, keberadaan organ yang terdampak dan faktor resiko penyakit lain.
Golongan obat jantung antara lain :
- Diuretik (thiazid)
- Beta bloker (atenolol)
- Angiotensin Converting Enzime Inhibitor / ACEi (Kaptopril) 
- Angiotensin-2 Reseptor Blocker / ARB (Valsartan)
- Calcium Channel Blocker /CCB (amlodipin)
- Alfa 1 Bloker
- Alfa 2 Agonis
- Antagonis Adrenergik
- Vasodilator Arteri
- Antagonis Aldosteron
- Aliskiren
Dalam penggunaan untuk menurunkan tekanan darah, dapat digunakan petunjuk berupa algoritma terapi hipertensi menurut algoritma  pada JNC7
Source :
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL Jr, Jones DW, Materson BJ, Oparil S, Wright JT Jr, Roccella EJ; National Heart, Lung, and Blood Institute Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure; National High Blood Pressure Education Program Coordinating Committee. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure: the JNC 7 report. JAMA. 2003 May 21;289(19):2560-72. doi: 10.1001/jama.289.19.2560. Epub 2003 May 14. Erratum in: JAMA. 2003 Jul 9;290(2):197. PMID: 12748199.

Related Posts

Posting Komentar