Efektifitas dan keunggulan levodopa
Meskipun levodopa telah ditemukan lebih 50 tahun sejak diperkenalkan sebagai terapi parkinson pada tahun 1967 M, namun kemampuan levodopa dalam menangani kondisi parkinson masih menjadi suatu pilihan yang terbukti efikasinya. Levodopa dipergunakan oleh para tenaga medis sebagai terapi pengganti dopamin yang mengalami defesiensi pada penderita parkinson, dan sangat dianjurkan ketika gejala parkinson diketahui memberat dan tidak dapat dikontrol secara efektif oleh terapi parkinson golongan lainnya. Levodopa terbukti efektif dalam mengontrol gejala parkinson seperti bradikinetik, dan secara sigifikan terbukti meningkatkan kualitas hidup (quality of life) penderita parkinson. Levodopa dapat memperlambat progres perkembangan penyakit parkinson, dan pada penelitian terbaru juga digunakan sebagai terpai pada periodic limb movement in sleep (PLMS) secara off-label .
![]() |
Sumber gambar : nature.com |
Efek Samping dan Kontraindikasi
Efek samping yang umum terjadi pada terapi menggunakan levodopa adalah mual, pusing, sakit kepala, dan gangguan tidur (somnolence). Efek samping ini dapat ditekan dengan penggunaan kombinasi bersama karbidopa, atau terapi simptomatik tambahan seperti anti muntah (domperidon). Pada pengguna dengan umur lanjut, terdapat resiko tambahan seperti halusinasi, delusi, psikosis, kebingungan dan agitasi. Penelitian juga menunjukkan terdapat peningkatan resiko patah tulang, defesiensi B12, dan neuropati perifer pada penggunaan levodopa untuk pasien dewasa.
Pada sistem kardiovaskular, pusing, aritmia, dan hipotensi postural sering terjadi sehingga perlu dilakukan penyesuaian penggunaan terapi antihipertensi. Efek samping yang dapat terjadi secara tiba-tiba ini tentunya membuat penggunaan levodopa harus diawasi dengan intensif, terutama pada pendertia dengan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi terus menerus.
Kontra indikasi penggunaan levodopa yang diketahui adalah penggunaan bersama obat golongan Inhibitor MAO (Monoamin oksidase), neuropati, aritmia, riwayat melanoma malignan dan harus berhati-hati penggunaannya pada penderita glaukoma dan gangguan gastrointestinal.
Toksisitas Levodopa
Penelitian membuktikan levodopa dapat merusak sel syaraf dengan mekanisme induksi apoptosis oleh radikal bebas yang terbentuk ketika levodopa teroksidasi. Bentuk dopamin, norefinefrin dan epinefrin juga dapat melonjak tinggi dalam darah ketika terdapat proses dekarbosilasi tinggi pada perifer (yang dapat diminimalisir dengan penambahan karbidopa). Resiko juga terjadi pada wanita hamil karena levodopa dapat melewati plasenta, dan dieksresi melalui ASI pada ibu menyusui.
Apakah Levodopa masih layak digunakan?
Kesimpulannya, levodopa merupakan salah satu pilihan obat yang dapat dijadikan alternatif utama dalam terapi pada pasien dengan penyakit parkinson. Terlepas dari berbagai efek samping yang mungkin muncul pada penggunaannya, peningkatan kualitas hidup yang didapatkan mungkin dapat dijadikan pertimbangan oleh pengambil kebijakan dalam pemberian terapi medis. Oleh karena itu, mungkin penelitian dan pengembangan lebih lanjut dapat meningkatkan bukti efikasi klinis dari penggunaan levodopa.
Posting Komentar
Posting Komentar