Apakah Levodopa (L-Dopa) masih efektif sebagai anti parkinson?

Mekanisme Levodopa (L-Dopa), Eek samping Levodopa, Kontra Indikasi Levodopa , Toksisitas Levodopa , Efektifitas Levodopa

Konten [Tampil]

Efektifitas dan keunggulan levodopa

Meskipun levodopa telah ditemukan lebih 50 tahun sejak diperkenalkan sebagai terapi parkinson pada tahun 1967 M, namun kemampuan levodopa dalam menangani kondisi parkinson masih menjadi suatu pilihan yang terbukti efikasinya. Levodopa dipergunakan oleh para tenaga medis sebagai terapi pengganti dopamin yang mengalami defesiensi pada penderita parkinson, dan sangat dianjurkan ketika gejala parkinson diketahui memberat dan tidak dapat dikontrol secara efektif oleh terapi parkinson golongan lainnya. Levodopa terbukti efektif dalam mengontrol gejala parkinson seperti bradikinetik, dan secara sigifikan terbukti meningkatkan kualitas hidup (quality of life) penderita parkinson. Levodopa dapat memperlambat progres perkembangan penyakit parkinson, dan pada penelitian terbaru juga digunakan sebagai terpai pada periodic limb movement in sleep (PLMS) secara off-label .

Sumber gambar : nature.com
Gangguan pada substansia nigra pada penderita parkinson mengakibatkan penurunan jumlah dopamin. Pemberian dopamin secara langsung tidak dimungkinkan karena bentuk dopamin tidak memiliki kemampuan mencapai wilayah otak karena terhalang sawar otak (blood-brain barrier, BB), namun levodopa sebagai prekursor dopamin memiliki kemampuan ini. Tambahan terapi bersama inhibitor dekarboksilase (karbidopa dan benserazide) membuat jumlah levodopa yang melewati sawar otak meningkat dan mengurangi efek samping.

Efek Samping dan Kontraindikasi

Efek samping yang umum terjadi pada terapi menggunakan levodopa adalah mual, pusing, sakit kepala, dan gangguan tidur (somnolence). Efek samping ini dapat ditekan dengan penggunaan kombinasi bersama karbidopa, atau terapi simptomatik tambahan seperti anti muntah (domperidon). Pada pengguna dengan umur lanjut, terdapat resiko tambahan seperti halusinasi, delusi, psikosis, kebingungan dan agitasi. Penelitian juga menunjukkan terdapat peningkatan resiko patah tulang, defesiensi B12, dan neuropati perifer pada penggunaan levodopa untuk pasien dewasa.
Pada sistem kardiovaskular, pusing, aritmia, dan hipotensi postural sering terjadi sehingga perlu dilakukan penyesuaian penggunaan terapi antihipertensi. Efek samping yang dapat terjadi secara  tiba-tiba ini tentunya membuat penggunaan levodopa harus diawasi dengan intensif, terutama pada pendertia dengan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi terus menerus.
Kontra indikasi penggunaan levodopa yang diketahui adalah penggunaan bersama obat golongan Inhibitor MAO (Monoamin oksidase), neuropati, aritmia, riwayat melanoma malignan dan harus berhati-hati penggunaannya pada penderita glaukoma dan gangguan gastrointestinal.      

Toksisitas Levodopa

Penelitian membuktikan levodopa dapat merusak sel syaraf dengan mekanisme induksi apoptosis oleh radikal bebas yang terbentuk ketika levodopa teroksidasi. Bentuk dopamin, norefinefrin dan epinefrin juga dapat melonjak tinggi dalam darah ketika terdapat proses dekarbosilasi tinggi pada perifer (yang dapat diminimalisir dengan penambahan karbidopa). Resiko juga terjadi pada wanita hamil karena levodopa dapat melewati plasenta, dan dieksresi melalui ASI pada ibu menyusui.

Apakah Levodopa masih layak digunakan?

Kesimpulannya, levodopa merupakan salah satu pilihan obat yang dapat dijadikan alternatif utama dalam terapi pada pasien dengan penyakit parkinson. Terlepas dari berbagai efek samping yang mungkin muncul pada penggunaannya, peningkatan kualitas hidup yang didapatkan mungkin dapat dijadikan pertimbangan oleh pengambil kebijakan dalam pemberian terapi medis. Oleh karena itu, mungkin penelitian dan pengembangan lebih lanjut dapat meningkatkan bukti efikasi klinis dari penggunaan levodopa.


Source :
Gandhi KR, Saadabadi A. Levodopa (L-Dopa) [Updated 2020 Oct 27]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-.

Related Posts

Posting Komentar