Dispepsia dan infeksi H. Pylori : Algoritma tatalaksana

Identifikasi dan terapi infeksi H.pylori pada dispepsia (Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs eleventh edition)

Konten [Tampil]

Dispepsia

Dispepsia adalah sekumpulan gejala nyeri, perasaan tidak enak pada perut bagian atas yang menetap, atau berulang disertai dengan gejala lainnya seperti rasa penuh saat makan, cepat kenyang, kembung, bersendawa, nafsu makan menurun, mual, muntah, dan dada terasa panas, yang berlangsung sejak 3 bulan terakhir, dengan awal gejala timbul 6 bulan sebelumnya.

Dispepsia dan H. pylori

Banyaknya faktor yang berkemungkinan menyebabkan dispepsia membuat penyakit ini memerlukan suatu metode pendekatan yang efektif dalam penangannnya. Diketahui bahwa bakteri H. Pylori merupakan salah satu penyebab yang umum sebagai penyebab dispepsia. Berbagai penyebab dispepsia diketahui berupa :

  • Peningkatan asam lambung, masalah pada makanan di dalam usus, luka atau kangker lambung  atau usus halus.
  • Alkohol, kopi, obat-obatan (AINS).
  • Inflamasi empedu (kolesistitis) ataupun nyeri saluran empedu (nyeri bilier).
  • Intoleransi laktosa.
  • Gangguan oleh bakteri (H.pylori)

Menurut buku Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs eleventh edition, perlu dibedakan antara dispepsia yang disebabkan oleh bakteri H.Pylori dan yang bukan disebabkan oleh H.pylori.

Algoritma Identifikasi penyebab dispepsia


Dari algoritma diatas terlihat bahwa  untuk dispepsia akut hanya diperlukan penanganan berupa perubahan gaya hidup yang dapat disertai obat OTC, sedangkan apabila dispepsia tersebut bersifat kronis, maka sangat diperlukan identifikasi yang intensif untuk menghindari kondisi yang lebih serius.

Infeksi H.pylori sebagai penyebab dispepsia

Infeksi H.pylori harus diidentifikasi secepat mungkin karena dapat berakibat terjadinya gangguan lambung yang lebih parah seperti tukak lambung dan usus, dimana pada pengobatannya akan memerlukan waktu penyembuhan yang lebih lama, tingkat morbiditas yang tinggi serta dapat menyebabkan komplikasi pada banyak kondisi lain.

Faktor resiko infeksi H.pylori pada dispepsia

Pemeriksaan H.pylori secara intensif pada dispepsia direkomendasikan terutama pada pasien yang memiliki faktor resiko berupa :

  • Dispepsia dengan prevalensi H.pylori tinggi;
  • Ulkus peptik;
  • Riwayat ulkus;
  • Limfoma gastrik;
  • Post bedah kangker lambung;
  • Mengurangi resiko kekambuhan ulkus.
Beberapa faktor yang masih diragukan sebagai indikasi dari infeksi H.pylori  meliputi : Non-ulcer disesae (NUD), pengguna AINS, GERD, dan memiliki resiko terkait kangker lambung atau anemia karena defesiensi besi.


Source:  Zeind, Caroline S, and Michael G. Carvalho. Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs eleventh edition , 2018. Internet resource.

Related Posts

Posting Komentar