Daftar Obat yang Membahayakan Kehamilan (Teratogen Medications)

Daftar obat yang membahayakan kehamilan (teratogen medications)

Konten [Tampil]

Teratogen dan kehamilan

Obat yang membahayakan kehamilan harus dihindari

Teratogen adalah berbagai paparan yang dapat menyebabkan ketidaknormalan pada janin dalam masa kandungan, dan berpotensi mengakibatkan kecacatan kelahiran. Penemuan ini menjadi fenomena pada 1960, ketika talidomida, obat yang umum digunakan untuk mengurangi mual dipagi hari pada ibu hamil (morning sickness), ternyata mengakibatkan phocomelia, suatu kecacatan lahir dimana terdapat bagian tangan dan kaki yang saling menempel.

Penyebab teratogen

Terdapat berbagai penyebab kecacatan lahir dan sangat umum ditemukan pada lingkungan sekitar, meskipun demikian tersebut memerlukan kadar, durasi, dan lama paparan tertentu untuk dapat memberikan efek buruk. Penyebab teratogen dapat berupa infeksi (cacar, sifilis, cacar), fisik (hipertermia, agen ionisasi), faktor kesehatan kehamilan (diabetes, PKU), lingkungan (logam merkuri, klorin, herbisida dan bahan kimia), dan obat obatan. 

Kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.

Selain genetik, penyebab kecacatan lahir dan perkembangan lain yang diketahui dapat dicegah adalah penggunaan  alkohol dan kebiasaan merokok. Alkohol diketahui dapat melalui plasenta menuju janin, dan karena sistem metabolisme janin belum secara optimal berfungsi maka dampak toksisitas alkohol akan lebih hebat dan lama terhadap janin. Paparan alkohol yang paling berbahaya terjadi pada tiga minggu pertama kehamilan, yang bahkan seorang perempua terkadang menyadari dirinya dalam keadaan hamil.

Peningkatan prevalensi wanita yang merokok juga dapat sangat berbahaya, karena diketahui bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko keterlambatan perkembangan dua kali lebih besar. Hal ini dapat menyebabkan kelahiran dengan bobot rendah, prematur, atau kombinasi keduanya. Kelainan ini dapat berlanjut padakondisi kesehatan yang lebih serius seperti retardasi mental dan cerebral palsy.

Daftar obat teratogen

Terdapat banyak obat yang dapat mempengaruhi kesehatan janin pada masa kehamilan seperti :

Obat syaraf (Asam Valproat, karbamazepin, Lamotrigin, Fenitoin, Topiramat, Fenobarbital)

Obat Epilepsi (asam valproat, carbamazepin, lamotrigin, fenitoin, topiramat) dan fenobarbital, obat-obatan jenis ini meskipun pada dosis kecil dapat mengakibatkan kecacatan kognitif dan pada dosis lebih besar dapat mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan struktur janin. 

Obat antimikroba (Kloramfenikol, Tetrasiklin, Flurokuinolon, Azol)

Kloramfenikol dapat mengganggu perkembangan janin dan menyebabkan sindrom Gray (Gray’s syndrome), suatu kondisi dimana terdapat pelebaran pada abdomen, muntah, hipotermia, sianosis dan warna kulit yang abu-abu. Tetrasiklin dapat membentuk komplek dengan kalsium dan menyebabkan warna yang berbeda serta kerapuhan pada tulang dan gigi. Flurokuinolon (siprofloksasin, levofloksasin, oflofloksasin) diketahui dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan organ tubuh, sedangkan golongan antifungi azol (fluconazol, itraconazol) menyebabkan kondisi klinis serupa sindrom Antley-bixler.

Antikoagulan (Kumarin, Warfarin)

Derivat kumarin, seperti warfarin, dapat menyebabkan gangguan pada proses perkembangan kerangka tubuh dan sistem syaraf pusat (SSP) karena mekanisme kerja warfarin yang menyebabkan penurunan kemampuan ikatan terhadap kalsium. Risiko terkait warfarin disebut FWS (Fetal Warfarin Syndrome) dan sangat beresiko terjadi pada masa kehamilan 6-9 minggu.

Anti tiroid (Propiltiurasil, metimazol, karbimazol)

Proses penghambatan sintesis T4 pada terapi anti tiroid, diduga dapat mengakibatkan efek teratogen berupa aplasia cutis dan choanal/esophageal atresia.

Vitamin A

Pada dosis tinggi, suplemen vitamin A (retinoids) dapat mengakibatkan everdosis yang berakibat pada gangguan pembentukan embrio. Meskipun vitamin A adalah zat esensial yang diperlukan dalam pematangan organ dan embrio, penelitian menyebutkan bahwa pada kondisi kekurangan dan overdosis dapat menyebabkan kecacatan syaraf, eksensefali, dan spina bifida. 

Hormonal (Dietilstilbestrol, DES)

Penemuan terkait pengguna DES menyebutkan bahwa terdapat potensi karsinogenik dan teratogen. Pengguna disebutkan memiliki sel adenokarsinoma pada bagian vagina dan serviks, selain itu, anak laki-laki pengguna DES selama kehamilan dilaporkan memiliki beberapa ketidaknormalan dalam perkembangan saluran kemih.

Dokter harus sangat waspada dalam memberikan resep obat apapun terkai wanita dalam kehamilan. Kerjasama yang baik antara dokter, perawat dan apoteker harus dilakukan untuk memastikan pasien hamil meminum obat yang benar dan efek samping yang minimal.

Sumber :

Genetic Alliance; District of Columbia Department of Health. Understanding Genetics: A District of Columbia Guide for Patients and Health Professionals. Washington (DC): Genetic Alliance; 2010 Feb 17. Appendix D, Teratogens/Prenatal Substance Abuse.

Tsamantioti ES, Hashmi MF. Teratogenic Medications. [Updated 2020 Sep 20]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-.


Related Posts

Posting Komentar