Hipertensi Emergensi (Hypertensive Emergencies)
Hipertensi emergensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah > 180/120 mmHg, dengan terapi mempertimbangkan kondisi organ yang terdampak / tidak hanya tekanan darah. Kejadian cedera organ akut yang dapat terjadi dan dipertimbangkan seperti : enselopati, hemoragik intrakranial, angina unstable, eklampsia kehamilan dan ALVF failure.
Hipertensi emergensi dan hipertensi urgen
Selain hipertensi darurat, terdapat juga hipertensi urgen. Hipertensi
urgen tidak berhubungan dengan cedera organ target, sedangkan hipertensi emergensi
berhubungan. Hipertensi urgen hanya perlu penyesuaian dosis, pada terapi oral
dievaluasi ulang dalam 7 hari.
Hipertensi
emergensi memerlukan terapi parenteral dengan target tekanan darah menurun 25%
hingga dapat stabil turun menjadi 160/100 – 160/110 mmHg dalam 2-6 jam. Pada
kasus infark atau iskemik waktu yang diperlukan hingga 24-48 jam atau lebih.
Hipertensi
Resisten merupakan kegagalan mencapai target tekanan darah ketika sudah
menggunakan dosis maksimal pada kombinasi 3 obat termasuk diuretik. Umumnya
disebabkan oleh overload volume sehingga perlu penggunaan diuretik lebih intensif.
Pada pasien dengan CKD parah, direkomendasikan penggunaan diretik lengkung
dibanding tiazid. Penyebab hipertensi yang resisten antara lain : penggunaan
obat, hipertensi sekunder, konsumsi alkohol dan natrium berlebih.
Monitoring progress hipertensi
Harus
dilakukan pemeriksaan gejala dan tanda dari organ vital. Riwayat yang harus
diwaspadai meliputi : nyeri dada, palpitasi, kelemahan satu sisi, kesulitan
berbicara dan kehilangan keseimbangan sebagai komplikasi dari hipertensi.
Pemeriksaan
klinis dapat berupa funduskopi mata, ECG untuk melihat resiko hipertropi LV,
fungsi ginjal dan proteinuria. Pemeriksaan harus dilakukan secara rutin untuk melihat perkembangan.
Evaluasi
terapi harus dilihat dalam 2-4 minggu setelah penggunaan regimen baru, terutama
pada pasien dengan riwayat kontrol tidak rutin, tidak patuh dan terdapat
kerusakan organ yang progresif. Efek yang tidak diinginkan terjadi dapat
diantisipasi dengan penurunan atau subtitusi dengan alternatif antihipertensi
lain.
Pengecekan
resiko hiperkalemia (uji konsentrasi kalium dan fungsi ginjal) dilakukan khusus
pada pasien dengan terapi antagonis aldosteron (elperenone, spironolakton)
dalam 3 hari dan 1 minggu setelah penggunaan awal.
Source :
Aronow
WS. Treatment of hypertensive emergencies. Ann Transl Med. 2017 May;5(Suppl
1):S5. doi: 10.21037/atm.2017.03.34. PMID: 28567387; PMCID: PMC5440310. Via : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5440310/
Posting Komentar
Posting Komentar