RESUME : ANXIETY DISORDER / ANSIETAS

Konten [Tampil]

PENATALAKSANAN DAN PENGOBATAN ANSIETAS

Ansietas

Salah satu gangguan kejiwaan dengan bentuk berupa kecemasan yang tidak rasional dan berlebihan, serta dapat berpotensi merusak kondisi mental dan fisik penderitanya.

Jenis dan Gejala Ansietas

Klasifikasi ansietas menurut Bandelow dikutip dari Guidelines for the pharmacological treatment of anxiety disorders, obsessive–compulsive disorder and posttraumatic stress disorder in primary care. International journal of psychiatry in clinical practice dikataegorikan sebagai berikut :

Generalized anxiety disorder (GAD)

Merupakan jenis ansietas yang paling umum terjadi, ditandai dengan kecemasan berlebih tanpa sebab yang rasional dan jelas, misal : kecemasan bahwa dirinya atau kerabatnya akan sakit. gejala berupa kegelisahan, tertekan, sulit berkonsentrasi, ketegangan otot, sulit tidur dan gampang lelah. 

Panic Disorder (PD)

Ansietas yang ditandai dengan gejala kepanikan yang berulang, misalnya kecemasan akan keadaan serangan jantung mendadak pada dirinya. gejala berupa keringat berlebih, gemetar, mudah tersedak, mual muntah, nyeri dada atau perut, pusing, merasa sekarat.

Social Anxiety Disorder / Social Phobia (SAD)

Merupakan jenis kecemasan terus menerus terhadap pendangan negatif orang lain, tanpa sebab yang jelas, misalnya adalah kecemasan berlebih pada saat berbicara didepan umum, bertemu dan atau berkenalan dengan orang baru. Gejalanya dapat berupa wajah kemerahan, diare, berkeringan, takikardia, gemetar.

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Kecemasan yang disebabkan oleh keadaan mengerikan yang pernah dialami oleh dirinya sendiri, orang terdekat, atau menyaksikan kejadian mengerikan yang membekas kuat dalam memori ingatan. Misalnya adalah seseorang yang trauma dalam menjalani perang, atau patah hati terhadap orang yang dikasihi. gejalanya berupa gangguan tidur (mimpi buruk), sulit berkonsentrasi, insomnia, depresi, dan mudah marah.

Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Merupakan gangguan kecemasan yang ditandai dengan obsesi dan keinginan memastikan sesuatu hal dengan cara yang terlalu berlebihan. misalnya penderita OCD yang takut akan sakit atau kotoran akan terus menerus membersihkan dirinya dari waktu kewaktu.Gejala yang sering terlihat adalah kecenderungan untuk selalu memeriksa, mengulangi, memesan, menghitung sesuatu yang dikhawatirkannya.

Specific Phobia

Merupakan kecemasan berlebih pada kondisi yang sangat detail dan spesifik, misal : ketinggian, menaiki perahu, atau melihat darah.nn

Diagnosis Ansietas

Diagnosis ansietas dapat dilakukan dengan cara : 
  Pemeriksaan gejala yang timbul;
  Pemeriksaan mental dan fisik
  Pengujian laboratorium yang sesuai dengan permintaan dokter (penunjang)

Penatalaksanaan ansietas

Pada ansietas dapat dilakukan perawatan secara farmakologi dan non-farmakologi. Kombinasi keduanya merupakan cara yang paling efektif dalam meningkatkan potensi kesembuhan ansietas.

Terapi non farmakologi

Terapi non-farmakologi pada ansietas terdiri atas : 
   - Cognitive Behavior Theraphy (CBT)
   - Psychotheraphy
   - Meditasi
   - Yoga

Terapi Farmakologi

Terapi medis pada ansietas dapat berupa pemberian obat golongan :
   - SSRI
   - SNRI
   - Benzodiazepin
Merujuk pada Australian and New Zealand Journal of Psychiatry 2018 Vol. 52, penangangan ansietas dilakukan menggunakan algoritma berikut :
Algoritma Tatalaksana Ansietas
Australian and New Zealand Journal of Psychiatry 2018, Vol. 52(12) 

Setelah didapatkan diagnosa tentang jenis depresi/ansietas yang diderita, maka dilakukan terapi menggunakan kombinasi dari farmakologi dan non-farmakologi. Pemilihan obat yang digunakan berbeda didasarkan pada jenis ansietas yang diderita. berikut daftar pilihan obat yang dapat digunakan pada ansietas, beserta dengan tingkat safety nya berdasarkan penelitian yang dilakukan.
Pilihan Obat berdasarkan jenis Ansietas
Bandelow. B, 2012

Level keamanan obat ansietas
Bandelow. B, 2012

Obat Anti-ansietas

Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)

Merupakan obat terapi ansietas lini pertama. Memiliki toleransi cukup baik, namun terdapat beberapa efek samping yang mungkin muncul seperti rasa lelah, insomnia atau sakit kepala pada awal penggunaan terapi, penggunaan jangka lama dapat mengakibatkan disfungsi seksual dan peningkatan berat badan. Stimulasi terhadap efek samping ini dapat diturunkan dengan menurunkan dosis awal terapi. efek ansiolitik dimulai pada minggu kedua sampai mingu keempat.

Serotonin-nor epinephrine Reuptake Inhibitor (SNRI)

Memiliki efek ansietas setelah penggunaan selama 2-4 minggu. Sama seperti SSRI, terdapat efek samping pada awal penggunaan seperti mual, kelelahan, insomnia dan sakit kepala. Efek samping yang juga dilaporkan adalah disfungsi seks, peningkatan tekanan darah dan efek pada saat penghentian (withdrawl).

Benzodiazepin

Golongan benzodiazepin memiliki efek segera (dalam hitungan menit), baik secara oral atau parenteral. Digunakan terutama pada 2 minggu pertama keadaan ansietas akut. Efek penekanan pada sistem sayaraf pusat (SSP) dapat menyebabkan sedasi, pusing dan efek yang diperpanjang. Penghentian golongan benzodiazepin secara mendadak, dapat terjadi efek withdrawal sebagai berikut :
   - Gejala kembali dengan peningkatan intensitas dibanding gejala awal sebelum terapi; atau
   - Gejala kembali seperti semula (relaps/recurrence); atau
   - Gejala baru muncul dan memperparah keadaan sebelum terapi;

Terapi antidepressan harus digunakan setidaknya 6-12 bulan, atau apabila diperlukan dokter dapat memberikan hingga bertahun-tahun. Penghentian obat antidepresan harus bertahap dengan cara menurunkan dosis dari waktu kewaktu. Proses ini disebut juga tapering of medication, dan dapat berlangsung beberapa minggu sampai bulanan.

Prosedur Tapering Benzodiazepin

Strategi yang dilakukan dalam proses tapering obat anti depressan adalah : Pertama, dosis diturunkan 25% perminggu, pada saat dosis mencapai 50%, penurunan dilakukan sebanyak 12,5% perminggu. Jika terapi yang telah diberikan melebihi 8 minggu, proses tapering direkomendasika selama 2-3 minggu. Jika terapi dilakukan selama 6 bulan, proses tapering dianjurkan dilakukan selama 4-8 minggu. Terapi yang memiliki durasi lebih lama dapat membutuhkan proses tapering hingga 2-4 bulan. Kedua, mengubah atau mengganti golongan benzo dengan masa paruh panjang (misal diazepan, clonazepan), dengan golongan benzodiazepin yang memiliki masa paruh yang lebih pendek (misal lorazepam, alprazolam, oxazepam). Ketiga, penambahan imipramin, asam valproat dan buspirone dapat menunrunkan efek withdrawal pada proses tapering.  

Permasalah farmakokinetik Benzodiazepin

Golongan benzodiazepin dikenal memiliki ikatan terhadap protein plasma yang tinggi, sehingga pada penggunaannya akan sangat beresiko terjadi efek samping atau interaksi obat. Berikut merupakan data farmakokinetik obat-obatan benzodiazepin, interaksi obat dan dampak/efek samping pada penggunanya
Data Farmakokinetik Benzodiazepin
Data Farmakokinetik Benzodiazepin
Interaksi Obat Benzodiazepin
Interaksi Obat Benzodiazepin
Untuk meningkatkan potensi kesembuhan pada terapi ansietas, disamping memerlukan kombinasi medikasi secara farmakologis dan non farmakologis, juga perlu monitoring yang intensif terhadap perkembangan keadaan setelah terapi. Perubahan kondisi kejiwaan pada penderita ansietas sangat memerlukan dukungan dari lingkungan, terutama keluarga, untuk membantu mempercepat proses kesembuhan, serta pengawasan mengingat obat-obatan yang diberikan pada terapi ansietas memiliki efek samping yang berbahaya dan sangat rawan terjadi penyalahgunaan.

Referensi :
Thibaut F. Anxiety disorders: a review of current literature. Dialogues Clin Neurosci. 2017 Jun;19(2):87-88. PMID: 28867933; PMCID: PMC5573565.
Bystritsky A, Khalsa SS, Cameron ME, Schiffman J. Current diagnosis and treatment of anxiety disorders. P T. 2013 Jan;38(1):30-57. PMID: 23599668; PMCID: PMC3628173.
Bandelow, B., Sher, L., Bunevicius, R., Hollander, E., Kasper, S., Zohar, J., ... & WFSBP Task Force on Anxiety Disorders, OCD and PTSD. (2012). Guidelines for the pharmacological treatment of anxiety disorders, obsessive–compulsive disorder and posttraumatic stress disorder in primary care. International journal of psychiatry in clinical practice, 16(2), 77-84.
Gavin Andrews, Caroline Bell, Philip Boyce et al, 2018. Royal Australian and New Zealand College of Psychiatrists clinical practice guidelines for the treatment of panic disorder, social anxiety disorder and generalised anxiety disorder. Australian and New Zealand Journal of Psychiatry 2018, Vol. 52(12) 1109-1172.

Related Posts

Posting Komentar