KONSELING OBAT

Ilustrasi percakapan konseling obat

Konten [Tampil]

Konseling pada pelayanan kefarmasian 

Menurut Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Pelayanan Kesehatan Tahun 2009, Konseling (counseling) merupakan suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang membutuhkan (clien) dengan seseorang yang meberikan (konselor) dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuan pemecahan masalah. Dalam kefarmasian, konseling sangat diperlukan untuk pelayanan kefarmasian, karena konseling memiliki tanggung jawab etik dan legal dalam penyampaian informasi serta edukasi terkait obat yang dipergunakan pasien. Konseling yang didasarkan atas penawaran dari apoteker disebut sebagai konseling aktif, sedangkan apabila konseling yang dilaksanakan merupakan permintaan atau pertanyaan konsultasi dari pasien, maka disebut sebagai  konseling pasif.

Dalam pelaksanaan konseling harus terdapat bagian pembukaan, proses diskusi, konfirmasi informasi, dan penutup. Dapat dilakukan follow-up apabila dirasakan perlu. Sebagai gambaran mengenai proses yang dilakukan dalam rangka konseling pasien, dapat dilihat pada contoh dibawah.

Ilustrasi / contoh konseling pasien

(A : Apoteker ; B : Pasien)

Pembukaan

A :   “Selamat siang, perkenalkan saya Apoteker yang menyiapkan obat anda hari ini. Apakah anda (nama pasien)?

B :   (Pasien akan mengkonfirmasi bahwa dirinya adalah pasien, atau mewakili. Konfirmasi dengan menanyakan alamat dan menyesuaikannya dengan resep. Apabila diperlukan minta lah ID atau nomor kontak)

A :   “Baik, untuk mendapatkan keberhasilan pengobatan, obat ini harus digunakan dengan benar. Apakah ibu mempunyai waktu sekitar 5 menit untuk mendapatkan penjelasan mengenai hal obat ?”

B :   (Pasien cenderung menyetujui, usahakan untuk dapat memberikan konseling agar pasien mendapatkan terapi yang optimal)

Diskusi

A :   “Obat anda adalah (nama obat), apakah anda pernah menggunakan ini sebelumnya”

B :   (Jika pasien menjawab YA, maka tanyakan kemajuan yang didapat dan jangka lama pemakaian, apabila menjawab TIDAK, lanjutkan pertanyaan)

A :   “Apakah anda memiliki riwayat alergi?”

B :   (Jika pasien menjawab YA, maka konfirmasi ulang jenis alergi dan pastikan terapi yang diberikan tidak memperparah atau merangsang alergi yang diderita, apabila menjawab TIDAK, lanjutkan pertanyaan)

A :   “Apakah anda menggunakan obat lain saat ini?”

B :   (Jika pasien menjawab YA, maka pertimbangkan interaksi obat yang mungkin terjadi, konfirmasi apakah pasien telah memberi tahu dokter perihal pengobatan yang dilakukannya tersebut, apabila menjawab TIDAK, lanjutkan pertanyaan)

 3 Prime question 

A :   “Apa yang dokter katakan tentang obat ini (kepada pasien)?”

B :   (Pasien akan menjelaskan apa yang diketahuinya, respon dengan positif)

A :   “Apakah dokter sudah menjelaskan cara pakai obat?”

B :   (Pasien akan menjelaskan apa yang diketahuinya, respon dengan positif)

A :   “Apa dikatakan dokter tentang harapan dan dampak obat yang digunakan?”

B :   (Pasien akan menjelaskan apa yang diketahuinya, respon dengan positif)

Setelah mengajukan 3 prime question, seharusnya apoteker sudah dapat mengetahui sejauh apa terapi yang diberikan dan rasio potensi-resiko obat yang diberikan. Selanjutnya dapat dilanjutkan dengan menjelaskan obat-obatan tersebut, namun apabila dirasa pasien sudah mengetahui maka cukup lakukan konfirmasi ulang.

(percakapan berikut dilakukan apabila pasien dinilai masih perlu penjelasan)

A :   “Obat ini mengadung (nama obat) (kekuatan obat) mg, fungsinya adalah (khasiat)”

B :   “(pasien dapat merespon atau diam)”

A :   “Cara penggunaan obat ini (cara penggunaan), digunakan (dosis) kali sehari, selama (jangka pemakaian), apabila gejala berlanjut mohon segera hubungi dokter (disclaimer)”

B :   “(pasien dapat merespon atau diam)”

A :   “Obat in jangan diberikan pada (kontra indikasi), dan mungkin akan timbuk (ES), namun secara umum obat ini terbukti aman dan tidak menimbulkan keracunan”

B :   “(pasien dapat merespon atau diam)”

A :   “Saya sampaikan juga bahwa obat ini (hal khusus yang harus diperhatikan terkait obat), dan apabila ibu terlupa (prosedur penggunaan)”

B :   “(pasien dapat merespon atau diam)”

A :   “Apabila selesai digunakan, obat disimpan (cara penyimpanan), saya sarankan juga untuk melakukan (terapi non-farmakologis)”

B :   “(pasien dapat merespon atau diam)”

Konfirmasi

A :   “Apakah penjelasan saya sudah cukup dipahami?"                                                             

B :   (Apabila dijawab “TIDAK”, maka berikan informasi yang diperlukan. Apabila dijawab “YA”, minta lah mengulang penjelasan secara umum)

A :   “Baik, apakah bisa diulangi lagi penjelasan saya?”

B :    (Apabila belum sesuai, bantu hingga informasi yang disampaikan benar)

A :   “Demikian, apakah masih ada yang ingin ditanyakan lagi?”

B :   (Apabila ada, maka berikan informasi yang diperlukan)

Penutup

A :   “Terimakasih atas kunjungannya, semoga cepat sembuh.”

NB: kalimat yang berada dalam tanda kurung "( )", merupakan respon dari pasien yang bervariasi ataupun kondisi yang bervariasi pada setiap pasien/klien, dan dapat dilakukan penyesuaian dengan keadaan yang ada pada saat konseling. Sebagai apoteker / konselor dapat menyesuaikan arah dan cara percakapan yang terjadi untuk meningkatkan antusias dan penggalian informasi yang diperlukan, dengan tetap berpegang pada tujuan utama konseling.


Related Posts

Posting Komentar