RESUME : EPILEPSI

Konten [Tampil]

PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN EPILEPSI

EPILEPSI 

Epilepsi (seizure) merupakan kondisi patologis terkait gangguan pada sistem neuron, neurotransmitter dan reseptor channel ion Ca (kalsium) dan Cl (klorida), yaitu peningkatan Glutamat (GLU) sebagai neurotransmitter excitatory (perangsang) serta penurunan Gamma Amino Butiric Acid (GABA) sebagai neurotransmitter yang bertindak sebagai inhibitor (penghambat). Akibatnya terjadi gangguan pada sistem neuron-reseptor (yang terlihat pada respon organ tubuh) diakibatkan ketidakseimbangan tersebut.
Patologis dan Mekanisme kerja Obat epilepsi
Patofisiologis dan Mekanisme Keja Obat Epilepsi 

Gejala Klinis Epilepsi

Gejala yang ditimbulkan didasarkan pada jenis epilepsi, namun secara umum gejala klinis yang timbul adalah gerakan gemetar mendadak pada tangan atau kaki (berkedut), kehilangan kesadaran, sensasi geli pada tangan atau kaki, serta kekakuan pada bagian wajah, kaki atau tangan.

Diagnosa Epilepsi

Penetapan diagnosa awal dilakukan dengan cara pemeriksaan gejala klinis epilepsi yang mungkin timbul, selanjutnya dapat di lakukan pemeriksaan lanjutan dengan Electroencephalographic (EEG) untuk memeriksa keberadaan aktivitas gelombang otak yang kurang wajar, MRI, dan CT Scan, terutama pada epilepsi dengan dugaan disebabkan oleh tumor/perdarahan.

Jenis Epilepsi

Jenis epilepsi dapat dibedakan menjadi 4, yaitu  Partial seizure (gangguan pada sebagian sistem), Generalizer seizure (gangguan pada seluruh sistem), Unclassified seizure (belum terklasifikasi), dan Status Epilepticus (keadaan parah dari epilepsi). Pada status epilepticus, serangan epilepsi terjadi beruntun dan berakiba penderita dapat kehilangan kesadaran selama 30 menit. Lebih jelas mengenai status epilepticus dapat melihat sumber : ncbi

Penatalaksanaan Epilepsi

Berikut merupakan algoritma penatalaksanaan kondisi epilepsi secara umum yang dikutip dari Pharmacoherapy handbook 9th edition (2015)
Algoritma Epilepsi DIPIRO Pharmacotheraphy
Algoritma Epilepsi
AED (anti Epileptic Drug); QOL (Quality Of Life)

Berdasarkan skema algoritma tersebut, terapi awal epilepsi yang diberikan menyesuaikan dengan jenis epilepsi yang diderita. Selanjutnya apabila terdapat efek samping yang tidak bisa ditoleransi atau berbahaya, maka pilihan obat dapat dirubah dan dilakukan terapi menggunakan alternatif obat epilepsi lain. Daftar pilihan obat sesuai dengan tipe epilepsi beserta dengan pilihan obat alternatif yang diberikan dapat dilihat pada tabel dibawah. 

Terapi Epilepsi berdasarkan klasifikasi epilepsi
Terapi epilepsi berdasarkan klasifikasi epilepsi

Permasalahan farmakokinetik

Pada terapi epilepsi, pilihan obat harus disesuaikan berdasarkan kemampuan toleransi dan efek samping yang dirasakan oleh pengguna/pasien karena obat-obatan epilepsi memiliki efek samping yang bersifat akut serta obat-obatan utama dari epilepsi memiliki ikatan protein plasma yang sangat besar sehingga sangat mudah terjadi resiko interaksi obat maupun permasalahan dosis. 

Efek Samping Obat Epilepsi

Efek samping obat epilepsi diketahui cukup banyak dan sebagian besar bersifat akut. beberapa efek samping dipengaruhi oleh konsentrasi obat dalam plasma (aktif), namun juga terdapat efek samping yang belum diketahui penyebabnya secara pasti (idiopatik). Secara ringkas dapat dilihat pada daftar berikut :

Efek Samping Obat Epilepsi
Efek Samping Obat Epilepsi
Efek Samping Obat Epilepsi

Interaksi Obat Epilepsi

Sebagai contoh permasalahan farmakokinetik pada ikatan protein obat plasma pada Carbamazepin (40-90%) dan Asam valproat (95%), maka setiap terdapat penggunaan obat lain yang afinitasnya lebih rendah, akan berakibat terjadi kelebihan tingkat konsentrasi dan terjadi kelebihan dosis, begitu pula sebaliknya. Berikut merupakan daftar interaksi obat anti epilepsi dengan obat yang sering digunakan, hasil interaksi serta tindaklanjut yang sebaiknya dilakukan.
Interaksi Obat Epilepsi
Interaksi Obat Epilepsi 

Tujuan Terapi

Epilepsi merupakan suatu penyakit yang menurunkan produktivitas penderitanya, dengan melakukan terapi maka diharapkan frekuensi epilepsi dapat diturunkan dengan penggunaan terapi yang memiliki efek samping paling minimal, sehingga penderita epilepsi menjadi lebih nyaman dan dapat hidup secara normal.

Referensi :
Wells g., barbara, T.Dipiro, joseph, Schwinghammer, terry L., Dipiro, cecili V. 2015. Pharmacoherapy handbook 9th edition. New York  McGraw-Hill Educatioan.

Related Posts

Posting Komentar