Farmakokinetik Klinis, parameter dan contoh kasus

Farmakokinetik klinis, parameter penting dan contoh perhitungan studi kasus farmakokinetik klinis

Konten [Tampil]

 Farmakokinetik adalah studi mengenai absopsi, distribusi, metabolisme dan eksresi dari obat. Sedangkan farmakokinetik klinik didefinisikan sebagai aplikasi metode farmakokinetik (berupa pharmacokinetic modelling dan pengetahuan mengenai terapi) pada terapi obat-obatan pasien.

Parameter dasar

Volume distribution (Vd), Clearance (Cl) dan Half-life (t1/2)

Volume distribution (Vd) merupakan konstanta yang memperhitungkan konsentrasi darah dalam serum untuk memperkirakan jumlah keseluruhan obat dalam tubuh. Nilai Vd adalah hipotesis dan tidak menggambarkan volume dalam tubuhs sebenarnya. Vd hanya mengukur kadar fase cairan, sehingga apabila terdapat jumlah Vd > serum, hal tersebut menunjukkan terdapat pada organ lain misalnya jaringan lemak.

Vd berguna untuk memperkirakan jumlah obat dalam darah, serta perhitungan loading dose/Dosis muatan.

Clearance (Cl) merupakan konstanta yang berkaitan dengan tingkat eliminasi pada konsentrasi obat dalam serum. Cl terutama diperguakan untuk memperkirakan Cpss (konsentrasi tunak/steady state).

Half-life(T1/2) merupakan waktu yang dibutuhkan untuk konsentrasi obat dalam serum untuk menjadi separuhnya. T1/2 dipergunakan antara lain untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsentrasi tunak atau konsentrasi lainya, dan waktu tubuh untuk mengeliminasi keseluruhan dosis (biasanya 5 kali waktu t1/2).

T1/2 pada Infus Intravena

Peningkatan Rate Infus (R) dapat meningkatkan Cpss namun waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Cpss tetap sama/ tidak terpengaruh, oleh karena itu diperlukan loading dose (DL) /dosis muatan (DM).

Konsentrasi tunak/steady state/Cpss merupakan konsentrasi obat dalam tubuh yang dapat memberikan efek terapi. Diperlukan 95% nilai Cpss/ konsentrasi tunak untuk mencapai respon terapi atau sekitar 6 x t1/2

T/12 pada oral

Pada penggunaan oral, konsentrasi dipertahankan sebelum kehilangan kemampuan terapeutiknya dengan pemberian dosis secara teratur yang telah diperhitungkan. Selain kecepatan eliminasi (Kel), parameter lain yang terkait pada penggunaan oral adalah kecepatan absorpsi (Ka).

Cpss rata-rata (Cav) untuk Intravena :

Cpss rata-rata (Cav) untuk oral :

   

Aplikasi pada farmakokinetik klinik

·  Therapeutic drug monitoring (TDM) = penyesuaian rejimen dosis

o   Memperkirakan dosis

o   Konversi dosis infus ke dosis oral

·    Penyesuaian dosis pada kondisi khusus

    Pada penderita penyakit ginjal terjadi penuruan Cl dan peningkatan t1/2 eliminasi.

o   Perhitungan berdasar pada Clearance (Cl)

§  Untuk oral dan injeksi iv bolus :

§  Untuk infus intravena, Css dipertahankan menggunakan :

*N= normal ; U= uremic

o   Perhitungan berdasar pada perubahan kecepatan eliminasi

§  Penurunan dosis dengan interval tetap :

*Fe = Fraksi obat dieksresikan dalam bentuk utuh pada urin

§  Penurunan frekuensi dengan dosis tetap:

Contoh Studi Kasus

Case study 1

Suatu antibiotik dengan T1/2= 2 jam dan Vd obat = 200mL/Kg (F dan S=1), memiliki konsentrasi efektif minimun (MEC) = 8 ug/mL dan konsentrasi toksik minimun (MTC) = 16 ug/mL. Dokter ingin memberikan rejimen sebanyak 250 mg setiap 8 jam melalui injeksi intravena bolus.

a.)  Perkirakan kesesuaian rejimen obat kepada pasien jika pasien merupakan pria berumur 23 tahun dengan BB 80 kg.

b.)  Berikan rekomendasi atas kesesuaian/ketidaksesuaian pemberian rejimen tersebut.

Diketahui :

Dosis (D) = 250 mg; F=1;S=1

Vd = 200mL/Kg x 80 kg = 16  L

Konsentrasi yang diharapkan adalah antara 8 – 16 ug/mL

T1/2= 2 jam

Kecepatan eliminasi (Kel) = 0,693/ T1/2 = 1,693/2 = 0,347 per jam

Ϭ interval = 8 jam

Maka :

a)    Dari pemberian rejimen tersebut , didapat konsentrasi rata-rata = 5,64 ug/mL yang tidak berada pada range konsentrasi yang diharapakan yaitu 8 – 16 ug/mL, sehingga rejimen tersebut tidak efektif digunakan pada terapi.

b)    Diberikan rekomendasi yaitu penyesuaian dosis dengan pemberian dosis muatan/loading dose, serta peningkatan frekuensi pemberian (interval dirubah)

Case study 2

Pasien asma (55 tahun, 78 kg) diberikan aminofilin melalui iv infus dengan kecepatan (R) =36 mg/jam. Cpss rata-rata (Cav) diketahui 12 ug/mL dan clearance (Cl) 3 L/jam.

a.)  Perhitungkan dosis teofilin oral pasien (nilai S teofilin =0,85 ; F teofilin =0,9 ; Ka =1)

b.)  Jika tersedia teofilin 500 mg, berapakah penggunaan yang dianjurkan?

Diketahui :

S teofilin =0,85 ; F teofilin =0,9 ; Ka =1

Cav = 12 ug/mL ;  Cl = 3 L/jam.

Maka :

Disimpulkan bahwa perjam diperlukan dosis 47,06 mg teofilin oral untuk mencapai kondisi  setara dengan yang diharapkan.

b.  Perhari diperlukan = 47,06 mg/jam  x 24 jam = 1129,44 mg. Tersedia satuan 500mg per tablet oral, sehingga disarankan diberikan dosis 1 kali sehari 2 tablet (1dd1000mg) atau 2 kali sehari 1 tablet (2dd500mg).

 Case study 3

Dosis perawatan Gentamisin adalah 80 mg setiap 6 jam (kondisi renal normal). Perhitungkan dosis perawatan pada pasien uremia (gangguan renal) dengan Creatinine Clearance (CrCl) = 20 mL/menit (asumsi CrCl normal = 100 mL/menit; Fe=1)

Diketahui :

DN = 80 mg ;

Interval (Ϭ) N = 6 jam ; Interval (Ϭ) U = 6 jam ;

ClN = 100 mL/menit ; ClU = 20 mL/menit.

Maka :

-menggunakan perbandinga nilai clearance (Cl) :

-Menggunakan perbandingan kecepatan eliminasi (dengan interval tetap):

Menggunakan perbandingan kecepatan eliminasi (dengan dosis tetap):

Sehingga dosis penyesuaian untuk pasien tersebut adalah 16 mg untuk interval 8 jam (dosis disesuaikan interval tetap) atau 80 mg untuk interval pemberian 30 jam (dosis tetap interval disesuaikan).

 Perhitungan Clearance dapat digunakan formula Cockroft-Gault :

*pada perempuan hasil dikalikan dengan 0,85


Sumber :

Herfinda et l, 2001, Clinical Pharmacy and Therapeutics 7th edition;

Sharge L & Yu A, 2005, Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics 5th edition.


Related Posts

Posting Komentar