Alasan pembuatan model farmakokinetik adalah untuk menyederhanakan struktur tubuh (hewan atau manusia / invivo ) yang kompleks menjadi model matematik yang sederhana sehingga dapat mempermudah menerangkan nasib obat secara farmakokinetik (ADME) didalam tubuh. Kurva kadar obat dalam sampel hayati terhadap waktu yang diperoleh setelah pemberian obat, tidak dapat diterangkan menjadi parameter farmakokinetik (ADME) tanpa bantuan suatu model.
Secara
umum tujuan dari model farmakokinetk adalah :
1.
Model
yang digunakan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan data yang
diperoleh dari eksperimen.
2.
Model
sebagai struktur hipotetik yang dapat digunakan untuk memberi gambaran
nasib obat dalam tubuh, yang diberikan dengan cara dan bentuk sediaan tertentu.
3. Membuat interpretasi grafik berdasar data pengukuran kadar obat dalam tubuh pada berbagai waktu.
Jadi secara
urut proses pembuatan model farmakokinetika adalah :
2. Obat masuk ke dalam sistem tubuh (berupa
ketersediaan hayati / BA);
3. Dilakukan sampling hayati (darah atau
urin) pada beberapa interval waktu;
4. Diigambarkan kedalam bentuk kurva / modelling
berdasarkan data sampling;
5. Perhitungan parameter-parameter
farmakokinetik;
6. Interpretasi hasil .
Kegunaan Model Farmakokinetik
Berbagai kegunaan dari nilai
parameter yang didapat dari perhitungan model farmakokinetik dapat dipergunakan
untuk berbagai hal yang berhubungan dengan profil obat yang diuji. Kegunaan
tersebut antara lain adalah :
-
Estimasi
kadar obat dalam
plasma, jaringan dan urine pada berbagai regimen dosis.
-
Menghitung
regimen dosis optimum untuk tiap penderita secara individual.
-
Menghubungkan
konsentrasi obat dengan aktivitas farmakologik dan toksikologik.
-
Estimasi
kemungkinan akumulasi
obat dan atau metabolit.
-
Menilai
perbedaan kecepatan atau tingkat availabilitas antar formulasi
(bioekivalensi).
-
Menggambarkan
perubahan faal atau
penyakit yang mempengaruhi absorbsi, distribusi atau eliminasi obat.
- Menjelaskan interaksi obat.
Model Kompartemen Terbuka
Tubuh merupakan suatu susunan / sistem
dari kompartemen-kompartemen yang berhubungan secara timbal balik satu dengan
lainnya. Model kompartemen tubuh merupakan model kompartemen terbuka.
Terdapat 3 jenis model kompartemen tubuh,
yaitu Mammilary, Caternary dan Fisiologik.
1. Model Mammilary
Model
yang paling umum digunakan, menggunakan asumsi bahwa eliminasi obat terutama
terjadi di dan dari kompartemen sentral. Model ini terdiri dari satu atau lebih
kompartemen perifer yang dihubungkan ke kompartemen sentral.
Paling
sering digunakan adalah model kompartemen 1 terbuka dan 2 terbuka.
Gambar
diatas menggambarkan model mammilary kompartemen 1 terbuka, dimana tubuh diasumsikan
sebagai satu kompartemen sehingga obat terdistribusi segera setelah masuk kedalam tubuh.
Pada
model kompartemen 2 terbuka (gambar dibawah), tubuh diasumsikan menjadi 2 jenis
kompartemen yaitu kompartemen sentral dan kompartemen perifer, dimana antar
kedua kompartemen terjadi kesetimbangan dengan kecepatan distribusi tertentu.
Konsentrasi
dari obat dalam kompartemen akan dieliminasi/dieksresikan dengan kecepatan
tertentu.
Kompartemen sentral (CC) mewakili plasma dan jaringan yang perfusinya tinggi dan cepat berkesetimbangan dengan obat, misalnya : hati, ginjal. Sedangkan kompartemen perifer (CP) merupakan organ-organ dimana perfusi darahnya lambat, Misalnya : otot, lemak.
Jika
digambarkan kedalam bentuk grafik (konsentrasi vs waktu), maka kedua model
kompartemen tersebut dapat dilihat pada gambar diatas.
Pada
gambar kiri merupakan grafik kompartemen satu – terbuka, dengan ciri berupa slope/miringan
berupa 1 buah garis. Hal tersebut terjadi karena konsentrasi yang ada dalam
kompartemen segera tereliminasi dengan kecepatan tertentu / fase eliminasi.
Sedangkan pada gambar kanan merupakan grafik kompartemen 2 terbuka dimana
terdapat 2 buah slope/miringan, slope pertama merupakan fase distribusi
dari kompartemen sentral dan perifer, sedangkan slope kedua merupakan
fase eliminasi obat.
2. Model Caternary
Model yang terdiri atas kompartemen-kompartemen yang bergabung satu dengan yang lain menjadi satu deretan kompartemen.
Dari gambar
diatas, model caternary menjelaskan hubungan antar tiap kompartemen setelah
diabsorbsi dengan kecepatan tertentu (ka) berturut-turut pada kompartemen yang
menjadi garis lurus dan memiliki kesetimbangan antara tiap kompartemen, misal
pada kompartemen 1 dan kompartemen 2 dihubungkan dengan kesetimbanga yang digambarkan
dengan nilai k12.
3. Model Fisiologi/Aliran Darah/Perfusi
Model yang didasarkan atas data anatomi dan fisiologis yang diketahui. Metode ini menggambarkan hampir mendekati kondisi sebenarnya dari tubuh, namun model menjadi rumit karena variabel terlalu banyak dan kompleks.
![]() |
Q = kecepatan perfusi darah ke jaringan SET = Slowly Equilibrating Tissue (Jaringan yang berkeseimbangan dengan lambat RET = Rapidly Equilibrating Tissue |
Dari gambar diatas, model Fisiologi/Aliran
Darah/Perfusi membagi tiap hubungan kompartemen darah arteri dengan vena melalu
organ spesifik yang memiliki nilai tersendiri.
Sumber :
Shargel, L and Yu, Andrew, 2005,
Applied Biopharmaceutics and
Pharmacokinetics, 5th ed, Appleton and Lange, New York.
Ritschel, W.A., 2004, Handbook of
Basic Pharmacokinetics, Drug Intelligence Publications, Inc., Hamilton,
Illinois.
Gibaldi, M and Perrier, D., 2007,
Pharmacokinetics, Informa Healthcare USA Inc., New York.
Posting Komentar
Posting Komentar