Perbedaan akurasi dan presisi serta cara perhitungannya dalam analisis instrumental kefarmasian

perbedaan akurasi dan presisi dalam validasi metode analisis

Konten [Tampil]

 Dalam kefarmasian kita pastinya mengenal banyak sekali metode yang digunakan dalam pengujian atau analisis senyawa tertentu menggunakan instrumen analisis yang sangat sensitif seperti HPLC atau spektrofotometer. Setiap metode analisis, tentu saja memiliki kewajiban untuk divalidasi.

Parameter validasi merujuk pada berbagai literatur (USP, WHO dan jurnal ilmiah) terdiri dari selektivitas, akurasi, presisi, linearitas, LLOD, LLOQ, ruggedness dan robustness

Dalam artikel ini kita hanya membahas tentang perbedaan parameter akurasi dan presisi serta cara perhitungannya dalam analisis secara umum

Akurasi dan Presisi

Akurasi didefinisikan sebagai kecermatan atau kedekatan hasil analisis dengan analit sebenarnya yang dinyatakan dalam % recovery atau perolehan kembali. Analoginya adalah berapa kadar analit yang kamu uji (kadar analit sebenarnya) dibandingkan dengan kadar analit yang terdeteksi pada metode yang digunakan.

Pada presisi, yang dihitung adalah keseksamaan atau kesesuaian antara hasil uji sampel secara tunggal dengan rata-rata hasil pengujian sampel (variasi). Presisi yang baik adalah hasil yang menunjukkan perbedaan kecil antara hasil pengujian tunggal, berulang dan rata-rata dengan menggunakan metode yang sama. 

Perbedaan Akurasi dan Presisi

Akurasi dan presisi dalam suatu metode menunjukkan kemampuan metode tersebut memberikan hasil yang tepat serta seragam dalam tiap pengujian. Perbedaannya, pada parameter akurasi yang menjadi dasar adalah ketepatan hasil analisis (yang dibuktikan dengan % recovery), sedangkan pada parameter presisi yang menjadi dasar adalah rentang variasi antar tiap hasil pengujian. 

Cara perhitungan 

Sebelum melakukan perhitungan, terlebih dahulu dibuat kurva baku. Dilakukan pengukuran larutan seri baku dan pengukuran respon untuk mendapatkan kurva baku dan persamaan regresi linear standar yang dijadikan sebagai acuan. Untuk larutan seri digunakan 6 konsentrasi berbeda dengan replikasi 5 kali.

Perhitungan akurasi

Dalam perhitungan akurasi terdapat dua jenis cara penentuan, yaitu dengan metode simulasi (spiked-placebo) dan metode penambahan baku (standar addition). metode simulasi (spiked-placebo) menggunakan analit murni ditambah baku internal dan komponen tambahan lain yang diketahui, sedangkan pada metode penambahan baku 

Pada metode standard addition dilakukan pengujian sampel sebanyak minimal 3 konsentrasi dengan replikasi sebanyak 5 kali. Dari hasil pengujian dilakukan perhitungan nilai % kesalahan atau % differensial dengan cara membandingkan konsentrasi hasil analisis sampel dengan konsentrasi sebenarnya. Suatu metode dikatakan akurat apabila nilai % kesalahan (% differensial) berkisar dibawah 15%.

Perhitungan presisi

Dalam perhitungan presisi juga dilakukan pengujian pada minimal 3 konsentrasi dengan replikasi sebanyak 5 kali. Namun berbeda dari akurasi, yang diperhitungkan dalam presisi adalah % simpangan baku residual (% SBR) atau disebut juga % koefisien variasi (% KV), yang didapatkan dari membandingkan nilai simpangan baku konsentrasi pengujian (standard deviation) dengan rata-rata hasil konsentrasi pengujian. Suatu metode dikatakan presisi apabila nilai % RSD berkisar dibawah 15%.

Untuk lebih jelas tentang perhitungan dapat dilihat contoh perhitungan dibawah (digunakan persamaan regresi linear : y = 0,0114x + 0,0348).

Dari contoh diatas, ketiga konsentrasi memenuhi syarat presisi, namun hampir sampel tidak memenuhi syarat akurasi.

Source :

Harmita, H., 2012. Petunjuk pelaksanaan validasi metode dan Cara Perhitungannya. Pharmaceutical Sciences and Research (PSR).


Related Posts

Posting Komentar